Rabu, 07 Oktober 2015

Take Notes Skills: Hapus Budaya Copy Paste Bagi Pelajar…


Take Notes Skills… (bisa) menghapus Budaya Copy Paste…

Image resorces : note-taking-1 1stopbrainshop.com


Ada dua hal yang terlihat sepele tapi berdampak besar bagi perkembangan pendidikan dan pola berpikir dalam menghasilkan karya tulis di masyarakat kita saat ini yang mungkin saja member dampak tidak langsung ke depannya…


Saya terkejut sekali ketika melihat phenomena yang ada yakni semakin banyaknya dan seringpula rental jasa pengetikan mendapat order untuk mengetik ulang karya tulis tertentu baik dalam bahasa kita ataupun dalam bahasa asing. Hal itu semua berujung pada kelulusan 
jenjang pendidikan tingkat tinngi atau lanjutan… 


Ada apa dengan semua ini…


Budaya Copy Paste


Setiap orang pastinya ingin semuanya mudah, cepat dan tidak memerlukan banyak energy yang terbuang dalam mengerjakan sesuatu bukan?… yaaa begitulah gejala  yang ada di masyarakat kita… baik dari golongan pelajar maupun para professional sekalipun… semuanya ingin serba … INSTANT…. Seperti mie instant, pop mie atau juga fast food pastilah gerai-gerai tersebut banyak diserbu dan banyak di order…


Tapi satu hal… bisa tidak hal tersebut diberlakukan bagi kalangan PELAJAR?... atau mereka yang masih dalam tahap BELAJAR untuk memahami sesuatu…?  Bagimana pula result yang didapat bila belajar dengan system INSTANT?....  


Atau mungkin hal ini bisa anda jawab semua…. 


Ada teman atau orang lain yang mendapat tugas untuk membuat paper kemudian karena ini jaman internet so… tinggal masukan kata kunci dihalaman Google… dan Klick… tunggu sebentar lalu article yang anda dapatkan bisa langsung ada saat itu… setelah menimbang ini itu.. akhirnya halaman tadi disafe.  Dan di copy paste diformat yang lain serta edit agar bisa diprint bagus. Akhir kata dikumpulkan dan mendapatkan score A…


Kemudian dalam sebuah kesempatan dan kebetulan sekali, si penulis article tersebut anda sendiri. Anda teringat hasil keras dan susah payah membuat article tersebut, entah dengan mengadakan penelitian terlebih dahulu atau membaca beberapa referensi buku- buku. Yang  anda telah melampui beberapa tahap dalam menghasilkan article tersebut. yang jelas waktunya lebih lama bukan dari pada sekedar browsing, copy, paste sampai ke printing segala. Dan andapun kala itu juga sama-sama mendapat A.


Apabila direnungkan:
·         Apakah proses kedua orang tersebut dalam mendapatkan nilai A sama-sama fair?
·         Mari kita pikirkan, kira-kira apa yang dirasakan oleh Si Orang kedua yakni sang penulis cerita?
·         Apa juga yang dirasakan oleh orang pertama yang hanya brosing berita?
·         Truz kreiteria apa yang digunakn oleh penilai atas hasil kerja mereka?
·         Kira-kira dampak apa yang mungkin akan terjadi bagi orang pertama atau biasa disebut plagiator, orang kedua yakni sang penulis article dan juga si penilai..


Type orang pertama

Mungkin beda kali ya atas apa yang akan dirasakan oleh ketiga karakter diatas, Si plagiator mungkin saja begitu cerdas dalam “membuat berkarya“  dan ujung-ujungnya dia akan mati-matian mempertahankan hasil karayanya. Tau khan sikap yang akan muncul?jadi the biggest liar… mau ngaku kalo bagus tapi kalo gak mana mau?...  


Bisa jadi akan menjadi orang yang suka menghalalkan cara asalkan tujuannya tercapai yakni dapat nilai tinngi dan semua orang puas tapi bagaimana pada dasarnya??? Nonsense khan?... 


atau tong kosong nyaring bunyinya. Lho koq? Lha ialah dengan karyanya yang bagus bila dia ditanyai sesuatu tentunya dia akan berpikir lebih keras dan jwaban yang diberikanpun belum tentu memuaskan.  Karya dia yang teramat bagus tapi bukan dia yang buat serta apakah dia akan membaca dan memikirkan secara detail isi article, paper atau makalah yang dia hasilkan?... belum tentu khan?... so jeleknya ntar dia akan sukar sekali menghasilkan sesuatu. 


Dan kelak bila dewasa, bisa menjaminkah orang tersebut mampu menghasilkan karya tulis yang representative dan reliable? Apalagi bila karya tulis kita bersaing dan disandingkan dengan karya tulis dari Negara-negara manca?... 


Jujur saja kebiasaan suatu individu sejak dini dalam menjalani kebiasaan sehari-hari secara tidak langsung akan memberikan dampak terhadap karakter indovidu yang bersangkutan..  


Type orang Kedua


Lanjut… apa yang mungkin akan terjadi pada orang kedua, ada dua kemungkinan, satu dia akan berhenti berkarya dan mengikuti cara orang yang pertama tadi. Ya mao gimana lagi?... kerja keras dan kerja cepat pun mendapatkan penghargaan yang sama.. bisa dibayangkan bila satu indvidu menggambil sikap yang demikian, kelak akan menjadi apa bangsa ini?... bisa-bisa pelajaran tulis menulis atau menulis laporan akan menjadi hambar dan tidak berguna lagi… so siapa juga nantinya yang akan mencatat semua kejadian penting yang terjadi dinegeri ini?... bisa-bisa bangsa kita akan berjalan ke jaman Dark age…


Kedua, andaikan siswa tadi memiliki karakter yang kuat maka dia tidak akan terpengaruh dan tetap menghasilkan karya. Namun masih saja dia menyimpan rasa ketidak puasan dalam diri mereka… dia akan menyimpan rasa sakit hati yang mendalam baik kepada sobatnya dan juga kepada tim penilai tadi…


Satu hal yang patut dibanggakan oleh si orang kedua ialah… dia akan tau lebih banyak… tahu lebih detal dan apa yang telah dia ciptakan akan menjadi suatu yang berharga dan tidak bisa dimilki oleh orang lain. Lebih lanjut, orang kedua ini akan selalu sunnguh-sunguh dalam menghasilkan sesuatu dan sifat itu akan terbawa dengan sendirinya sampai dia dewasa atau bahkan sepanjang hidupnya… nah sikap seperti inilah yang akan menopang kelanjutan bangsa ini untuk bersaing dengan bangsa lain… sepertinya kemampuan untuk menuangkan idea dengan sangat detail dan mudah dipelajari merupakan salah satu factor penting dimasa mendatang karena kita sekarang sudah memasuki era informasi… siapa yang punya konsep akan sesuatu dan mampu menerjemahkan konsep itu secara gamblang akan selalu dibutuhkan dimasa ini.


Selain kemampuan untuk menuangkan idea dan konsep secara jelas, si orang kedua juga mengasah kemampuan analisanya. Ya ialah… dia khan harus membaca terlebih dahulu, memahaminya secara mendalam, membuang beberapa informasi yang tidak begitu penting batu kemudian dia akan mencoba menggabungkan apa yang dipikirkan dengan apa yang telah dia pelajari…


So…  apabila dilihat ujungnya mereka berdua sama-sama mendapatkan predikat yang mungkin sama tertera dia atas kertas tapi satu hal yang begitu membedakan ialah yakni yang dimiliki oleh orang kedua. Kemampuan untuk mencerna, menganalisa, thinking skills serta kemampuan untuk mengungkapkan idea dan konsep..


Type Penilai


Satu hal yang dirasakan oleh tim penilai tersebut ialah tuntuntan moral, bila saja penilai tersebut tidak mengetahui secara detail proses kedua murid tersebut hal itu tidak akan menjadi beban baginya. Nah lain lagi bila dia tahu proses yang sebenarnya, dia pastinya akan merasa tidak adil dalam memberikan nilai. Bisa dibayankan bila dia merasa sedikit berdosa, mau merubah nilai akhir tersebut tapi sudah terlanjur.. 


Hal kedua yang mungkin dihadapi oleh penilai tersebut dimata kedua orang tadi ialah 
kehilangan rasa respect. Lho koq segitunya?


Bagi siswa yang pertama, dia tentunya akan bertindak seperti yang dia lakukan. Lha penilai saja tidak tau prosesnya dan hanya dengan model kerja yang segitu dan begitu dia berani memberikan nilai yang cukup bagus. Buat apa lagi harus kerja keras… bukan begitu?


Bagi siswa kedua tentunya akan merasa lain, si orang kedua akan merasa sedikit ogah-ogahan dan tidak memberikan apresiasi yang tinggi kepada penilai tersebut bila kelak akan mendapat tugas lagi…


Harapan saya, nilai atau score tidaklah harus mutlak dan menggambarkan atas hasil kerja keras kita selama ini. Jadikanlah itu sebagai barometer apabila kita mengukur kesuksesan atau keberhasilan orang.. itulah gunanya nilai…


Semoga saja semakin banyak individu-individu ditanah air yang mau sadar dan menghindari budaya copy paste… bukankah budaya copy paste dalam membuat thesis atau tugas akhir itu sama halnya plagiarism atau mengakui hasil kerja orang lain atau juga salah satu bentuk rapid an halus dari pembajakan buah pikir seseorang?... bila saja anda yang merasa dirugikan dengan budaya copy paste akankah anda akan merugikan orang lain?...


Satu hal yang saya selalu dengungkan ke anak didik saya walaupun mereka masih duduk disekolah dasar swasta dikota saya hidup ialah … hindari budaya copy paste melainkan hasilkanlah karya sendiri dengan gaya bahasamu sendiri..


Artikel ini pernah saya share di blog saya lainnya berikut linknya:
http://uncommonlygenius.blogspot.co.id/2011/09/take-notes-skills-bisa-menghapus-budaya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar