Belajar Makna Entrepreneur Sejak Bangku Sekolah (2)
Source:
|
Konsep
Entreprenuer: Innovasi & Kreatifitas Oke, Namun Bukan Prakarya Apalagi
Cooking Class. Konsep Belajar Entrepreneur meminjam istilah Buah
Avokado
Ketika
mendengar kata entrepreneur, dalam benak kita sudah pasti akan muncul istilah
pengusaha atau bisnisman bukan? Mind set yang tak salah memang. Sesuai
terminologi, entrepreneur memang tak jauh dari bidang bisnis. Menurut kamus
google, arti entrepreneur yakni “a
person who organizes and operates a business or businesses, taking on greater than normal financial
risks in order to do so.”
Menilik dari
pengertian diatas, sejatinya seorang entrepreneur yakni orang yang mampu
organize alias merancang (design) merencanakan (Plan) dan juga menjalankan roda
(operates) sebuah bisnis atau bidang usaha yang kadang kala dalam proses
menjalankan bisnis tersebut diperlukan kemampuan analisa dan keberanian dalam
mengambil resiko (taking risk) demi mendapat keuntungan dari modal yang dia
miliki.
Lebih lanjut, kata
entrepreneur memiliki persamaan arti dengan beberapa term seperti businessman/businesswoman, enterpriser, speculator,
tycoon, magnate, mogul, dealer, trader, dealmaker, promoter, impresario, wheeler-dealer,
whiz kid, mover and shaker, go-getter, high flyer, hustler, idea man/person. Yang mana pada profesi-profesi ini
membutuhkan beberapa kualifikasi dan kemampuan seperti yang digambarkan
sebelumnya.
Entreprenuer Bukan Prakarya Apalagi Cooking Class
Lantas
bagaimanakah realitas yang dilapangan? Beberapa sekolah yang memang menyatakan
sudah menerapkan entrepreneurship pada kurikulum mereka ini. Bahkan ada yang
memberikan porsi yang lebih dengan menjadikan salah satu mata pelajaran. Namun
tak jarang banyak yang terjebak dengan mapel Prakarya. Lantaran kedua mapel ini
sama-sama menghasilkan inovasi dan kreasi produk yang layak jual alias menarik. Guru pengajar Entrepreneurship kerap memberi
tugas kepada anak didiknya untuk menghasilkan karya-karya unik dan menarik
dalam bentuk hiasan dinding, aksesories dll. Anggapan yang anda, karya atau
produk tersebut bisa dijual dan menghasilkan uang.
Contoh lain,
seiring maraknya kuliner dan jajanan tradisional yang kembali digemari banyak
yang mempraktekkan membuat produk-produk kuliner dan jajanan. Sebuah pemikiran,
kalau begitu apakah bedanya dengan Cooking Class? Lantas bagaimana pula dengan siswa-siswa kita
yang tak suka berkecimpung dalam dunia prakarya atau cooking class? Apakah
mereka tak bisa belajar dari mapel ini?
Kalau cuma
menghasilkan kerajinan tangan, atau karya yang menarik, bisa membuat produk
makanan atau jajanan kenapa juga harus belajar bertahun-tahun sampai kuliah.
Begitu pula, kenapa kalau Cuma ingin pandai memasak kenapa kog tak masuk kursus
saja? Terus apa bedanya?
Lantas bagaimana belajar makna entrpreneurship
di lingkungan sekolah.
Kuasai Konsep Buah Avocado
Source:
|
Belajar dari
sekolah yang mengajarkan konsep entrepreneur di kawasan Surabaya Barat, untuk belajar
entrepreneur, peserta dan pengajar sebaiknya memahami betul konsep buah
avocado. Kita semua tahu, dalam satu buah avocado terdiri dari beberapa bagian.
Sebut saja, ada kulit dibagaian terluar, lalu daging buah yang sering kita
gunakan untuk jus atau makanan, dan juga biji yang bulat dan berwarna gelap.
Nah, dari
bagian itu dimanakah yang paling menarik dan enak? Tentu saja pada bagian
daging buah buah. Lantas, apakah itu “daging buah” merupakan yang utama dari
buah avocado? Walau yang paling enak dan acapkali digunakan, sekali-kali daging
bukanlah bagian yang utama. Lantas apakah itu? Tak lain yakni BIJI AVOCADO yang
berwarna hitam kecoklatan, keras dan tak enak. Ya.. dengan biji avocado, bila
daging buah telah habis disantap dan kulit dikupas, hanya bijilah yang masih
mampu hidup.. daging dan kulit tak mampu regenerasi. Sebaliknya, asal taruh
ditanah, biji kelak akan tumbuh menjadi pohon yang menhasilkan lebih banyak
buah. Dari situ, peserta didik diharapkan tak hanya mampu sekali berkarya
melainkan tak henti berkarya alias never ending cycle.
Lantas
persamaan antara entrepreneur dengan buah avocado dimana? Pertama, bagian luar
yang paling tampak yakni produk atau kegiatan hasil dari pembelajaran entrepreneur
yang tampak dan kelihatan nyata seperti inovasi dan kreasi karya & produk
yang layak jual, kegiatan menjual barang sales dan marketing, menggelar bazaar
dan expo, hingga presentasi bussiness plan dll.
Sedangkan pada
bagian yang kedua yakni bagian DAGING BUAH. Hal ini mengacu “knowledge and
skill” dalam melakukan aktivitas entreprenuer seperti proses kegiatan
menciptakan produk, membuat rencana kerja, melakukan survey pasar, mencari ide
dan melakukan experimen, ilmu komunikasi, handling objection, budgeting
financial skill dll. Sedangkan yang paling utama atau biji yakni karakter seorang
entrepreneur handal yang diharapkan akan tetap ada pada diri peserta didik baik
saat melangsungkan satu proyek ini dan proyek-proyek yang akan datang. Hal ini
berbicara pada hal yang tak nampak namun bisa menjadi pemicu si peserta didik
tak henti selalu berkarya. Anak didik diajarkan memiliki semangat “never ending
to learn new thing”, berani mengambil resiko alias risk-taker, selalu innovative
dan think forward, berlaku efficient baik sumber daya dan dana, peka terhadap kondisi
REAL pasar dan lingkungan dan karakater-karakter yang lainnya.
Source:
Visual.ly
|
Demikianlah
yang bisa saya sharingkan terkait pembelajaran konsep entreprenuer bagi siswa.
Jangan sampai anak didik terjebak dalam membuat berbagai produk yang bernilai
jual namun tak memahami konsep dan karakter seorang entrepreneur sejati.
Barometernya akan terlihat kala mereka lepas atau lulus dari sekolah, tentunya mereka
berhenti berkarya dan berinovasi lantaran tak ada yang mengarahkan. Sebaliknya,
bila selama masa didik anak mendapatkan karakter dan menguasai konsep, anak
didik akan mandiri dan akan selalu memunculkan idea-idea baru dan berusaha
mewujudkan idea-idea mereka. Semoga bermanfaat.
Next time, saya
akan sharingkan sedikit dari result-result yang dihasilkan selama masa
pendidikan entrepreneur.
Salam E...
J?