Siklus sukses, selalu ada evaluasi, demikian juga dengan refleksi dan portofolio siswa.
Hampir semua metode evaluasi yang kita kenal sekarang ini ialah metode tanya jawab baik tulis maupun lisan. Dan poin evaluasi selama ini berdasarkan atas metode tersebut yang menekankan pada segi “material mastery” atau penguasaan materi saja.
Hal ini sejatinya sudah saya terapkan sejak 5-7 tahun lalu atau sekitar tahun 2007an. Metode pembelajaran ini saya dapatkan ketika saya berkerja dan belajar disekolah swasta yang mana sedikit banyak mengaplikasikan pemberian refleksi dan portofolio yang dibawa oleh para tenaga pengajar asing yang tergabung dalam English Departmen. Ketika saya applikasikan ke sekolah swasta nasional, gema dan fungsinya masih belum terasa. Baru ketika muncul istilah K-13, hal ini baru terasa. Sisi positifnya, saya sudah "curi start" terlebih dulu dan sedikit mengenal luar dalam baik versi luar maupun versi domestik.
Berikut pengalaman saya ketika menggunakan metode ini lima tahun silam.
Siswa saya waktu itu, khususnya kelas empat SD mencoba belajar menerapkan evaluasi belajar dengan system Refleksi. Mata pelajaran yang kami gunakan pada waktu itu ialah IPA sedangkan bab yang kami pelajari ialah “Pengaruh Benda-Benda Langit terhadap Kehidupan Bumi”, dimana bab tersbut juga mempelajari tentang fase penampakan bulan sebagai salah satu materi yang sukar ditelaah bagi anak didik kami.
Format refleksi yang kami harapkan tentunya mengunakan bahasa Inggris dengan baik dan benar baik dari segi konten refleksi mereka maupun dari tata bahasa mereka. Berhubung thema ini tidak diajarkan dalam bab bahasa Inggris maka siswa Nasional plus mencoba menuangkan hasil olah pikir mereka sesuai dengan kemampuan berbahasa mereka. Apabila mereka mau mencoba mengunakan bahasa inggris it’s Wonderful! Dengan Bahasa Indonesia, kenapa tidak? Dengan target anak mampu menuangkan isi pikiran mereka ke dalam komposisi narasi sebanyak 100 – 150 kata atau lebih bagi siswa yang suka kegiatan menulis.
Inti dari refleksi siswa yakni semata-mata mengukur kemampuan diri/siswa dalam menyerap apa yang telah mereka dapatkan, mengajari anak membuat kesimpulan dan menulis kembali intisari pembelajaran hari ini. Selain itu, yang terpenting, siswa bisa mengevaluasi kinerja atau performa mereka hari itu dan diharapkan bisa meningkatkan mutu performa mereka dikemudian hari. Bagi pengajar, hal ini berguna sekali untuk mendapatkan feedback dari proses belajar mengajar dikelas. Guru ybs bisa menilai apakah KBM sesuai dengan tujuan, proses KBM yang menyenangkan atau bukan bagi anak didik.
Bila pengajar hendak meminta anak didik membuat semacam resume yang bisa digunakan sebagai referensi pembelajaran, sudah tentu isinya lebih komplek. Namun bila hanya sebagai evaluasi singkat, maka isinya tak perlu sebanyak satu lembar kertas folio atau buku. Cukup sediakan, secarik kertas origami ukuran kecil sebagai media menulis.
Konten yang saya harapkan antara lain:
1. Pembukaan = yang dalamnya tercantum salam pembuka, informasi penulis, maksud dan tujuan penulis.
2. Materi inti yang menceritakan tentang aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran unit yang bersangkutan serta pengetahuan yang mereka dapatkan dan kuasai serta hasil yang mereka peroleh.
3. Opini berisikan tentang apa yang mereka rasakan selama mereka belajar unit tersebut, apakah mereka sangat antusias, apakah bab ini merupakan hal yang mereka kagumi, atau apakah aktivitas bab ini merupakan hobby atau interest meraka atau bahkan sebaliknya.
4. Evaluasi berisikan tentang hasil yang mereka dapatkan dari setiap aktivitas yang mereka kerjakan, sebab akibat dari apa yang telah mereka lakukan, baik dari segi akademik maupun dari segi proses belajar anak didik.
5. Langkah kedepan memegang peranan penting juga, ini berisikan tentang rencana kedepan yang diambil siswa-siswa dalam dalam penguasaan materi, metode belajar serta sikap baik secara khusus sesuai dengan unit materi ataupun dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan usia mereka.
Dan yang paling utama ialah anak-anak diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, anak-anak tidak dipermasalahkan apabila mereka menceritakan sesuatu yang negative terhadap kegiatan belajar mengajar yang mereka lakukan. Dengan kata lain refleksi ini sesuai dengan isi hati dan pengalaman pribadi siswa-siswa kami.
Berikut beberapa contoh refleksi yang diprakarsai oleh siswa-siswi yang kebetulan masih duduk dibangku sekolah dasar swasta di Sidoarjo.
Every child is different …
Beberapa Point-point refleksi yang general antara lain:
1. Apa yang kalian pelajari dari unit ini?
2. Pengetahuan apa yang kalian dapatkan?
3. Metode pembelajaran apa saja yang sudah kalian lakukan bersama guru dan teman kalian?
4. Apakah kalian suka dengan materi ini?
5. Bagian apakah yang kalian paling sukai atau berkesan?
6. Hal apa yang sukar kalian pelajari?
7. Hal apa yang kalian tidak suka pada saat pembelajaran unit ini?
8. Kesulitan atau kendala apa saja yang kalian hadapi?
9. Apakah sudah puas dengan hasil yang kalian capai? Jelaskan.
10. Langkah apa yang akan kalian ambil untuk mencapai hasil yang lebih baik?
Well… refleksi ialah bentuk yang sederhana dari proses pembelajaran akan tetapi bisa diaplikasikan ke dalam bentuk yang lain bahkan bisa juga diterapkan dalam kehidupan sehari hari, dari tingkat sekolah sampai dengan tingkat kita berkarir esok…
Tidak PERCAYA???... we will see it someday…
Semoga Bermanfaat
Regard
Mr J - English Teacher
Artikel saya ini pernah saya share-kan di unofficial blog:
http://nationalplus-mutiarabunda.blogspot.co.id/2011/05/menyusun-portofolio-refleksi-bagi-siswa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar