Belajar Makna Entrepreneur Sejak Bangku Sekolah (1)
Source: |
Kalah dari Singapura &
Malaysia, Jumlah Entreprenuer tanah air hanya 1.56-1.63% dari 230 Juta WNI.
Sebuah fakta
lama yang hingga kini masih saja terkesan sangat lucu nan kontras yakni kita
tahu bahwa anak didik kita saat ini, sebut saja generasi 2000an memandang nilai
8 adalah sebuah nilai yang lumrah. Bagi yang berstandard tinggi, minimal mereka
menargetkan nilai 9 hingga 10. Tak mau kalah, beberapa mahasiswa dan yang pasca
sarjana pun berlomba mendapatkan nilai cumlaude. Dengan kata lain, nilai 9-10
atau sekelas cumlaude lambat laun menjadi sesuatu yang “lumrah”. Padahal ketika
dulu, untuk tak mendapatkan angka merah, susahnya minta ampun, bagi yang tergolong
siswa pandai pun, mendapat nilai 8-9 merupakan suatu kebanggaan tersendiri dan
ada pula yang mengatakan berkah. Bukan begitu kahn kal;au dibandingkan?
Contoh lain
yakni sejujurnya, anak didik kita tak kalah berprestasi dengan bangsa lain. Hal
ini dibuktiklan dengan seringnya anak didik kita tampil menjadi juara pada
lomba-lomba kecerdasan atau sekelas olimpiade sains dan mathematics. Dengan
latar belakang ini, tentu saja secara otomatis, negeri ini memiliki atau bahkan
dipenuhi seabreak angkatan yang berprestasi bukan?
Namun,
kenyataan yang ada, dengan “keberhasilan” menghasilkan generasi emas seperti
ini, sudah tentu akan membawa dampak positif negeri ini. Ambil contoh mampu
meningkatkan ekonomi bangsa. Mampu membuka lapangan pekerjaan baru. Atau dampak
yang seharusnya, negara ini menjadi salah satu negara kuat didunia global.
Alih-alih menjadi negara yang kuat secara ekonomi, negara hingga kini masih
dikenal sebagai negara dengan jumlah hutang terbesar, negara yang kerap
mengirimkan tenaga kerja alias negara pengekspor buruh dan juga belum bisa
dikatakan sebagai negara raksasa dalam bidang ekonomi. Coba bandingkan dengan
Singapura yang notabene tak perpenduduk sebanyak Indonesia namun bisa menjadi
negara yang kuat secara ekonomi.
Salah satu
indikatornya, negara kita tak mampu membuat atau mencetak para entrepreneur-entrpreneur
muda. Antara jumlah SDM yang ada dan jumlah entrepreneur di negara kita masih
tak sebanding. Mengutip dari Jakarta Post.com,..
“According to the Cooperatives and Small and Medium
Enterprises Ministry, the entrepreneur
rate in Indonesia is only 1.56 percent of the total population in 2013 and rose
to 1.65 percent in the second quarter, 2014. Indonesia is still behind
Malaysia and Singapore, which have entrepreneur rates of 5 percent and 7
percent and even further behind developed countries such as Japan (10 percent)
and United States (12 percent). Many researches find that the ideal comparative
number of entrepreneur rates in developing countries like Indonesia is 2
percent of its population. This is what the government aims for at the end of
2014. –
Link: http://www.thejakartapost.com/news/2014/12/10/analysis-current-condition-indonesia-s-entrepreneurs.html#sthash.n08XkJhl.dpuf
Source: |
Sungguh ironis
bukan antara prestasi dibidang pendidikan dan realisasi nyata dalam kehidupan
sehari-hari? Dengan kata lain dunia pendidikan di negara ini belum menyentuh
area yang benar-benar dibutuhkan pada saat ini atau 5-10 tahun mendatang. Karena
inilah beberapa sekolah swasta dan negeri berlomba dan dituntut untuk mampu
mencetak para entrepreneur-entreperenur handal yang mampu menjadi pahlawan
ekonomi Indonesia di masa mendatang.
Well blogger
reader, nantikan postingan berikutnya tentang mengenal makna Entrepreneur bagi
kalangan siswa pada sharing selanjutnya.
Terimakasih
telah meluangkan waktu membaca..
Salam
J?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar