Minggu, 25 Januari 2015

Anomali: Pendidikan Panen Prestasi, Angka Entreprenuer Rendah



Belajar Makna Entrepreneur Sejak Bangku Sekolah (1)



Source:


Kalah dari Singapura & Malaysia, Jumlah Entreprenuer tanah air hanya 1.56-1.63% dari 230 Juta WNI.

Sebuah fakta lama yang hingga kini masih saja terkesan sangat lucu nan kontras yakni kita tahu bahwa anak didik kita saat ini, sebut saja generasi 2000an memandang nilai 8 adalah sebuah nilai yang lumrah. Bagi yang berstandard tinggi, minimal mereka menargetkan nilai 9 hingga 10. Tak mau kalah, beberapa mahasiswa dan yang pasca sarjana pun berlomba mendapatkan nilai cumlaude. Dengan kata lain, nilai 9-10 atau sekelas cumlaude lambat laun menjadi sesuatu yang “lumrah”. Padahal ketika dulu, untuk tak mendapatkan angka merah, susahnya minta ampun, bagi yang tergolong siswa pandai pun, mendapat nilai 8-9 merupakan suatu kebanggaan tersendiri dan ada pula yang mengatakan berkah. Bukan begitu kahn kal;au dibandingkan?

Contoh lain yakni sejujurnya, anak didik kita tak kalah berprestasi dengan bangsa lain. Hal ini dibuktiklan dengan seringnya anak didik kita tampil menjadi juara pada lomba-lomba kecerdasan atau sekelas olimpiade sains dan mathematics. Dengan latar belakang ini, tentu saja secara otomatis, negeri ini memiliki atau bahkan dipenuhi seabreak angkatan yang berprestasi bukan?

Namun, kenyataan yang ada, dengan “keberhasilan” menghasilkan generasi emas seperti ini, sudah tentu akan membawa dampak positif negeri ini. Ambil contoh mampu meningkatkan ekonomi bangsa. Mampu membuka lapangan pekerjaan baru. Atau dampak yang seharusnya, negara ini menjadi salah satu negara kuat didunia global. Alih-alih menjadi negara yang kuat secara ekonomi, negara hingga kini masih dikenal sebagai negara dengan jumlah hutang terbesar, negara yang kerap mengirimkan tenaga kerja alias negara pengekspor buruh dan juga belum bisa dikatakan sebagai negara raksasa dalam bidang ekonomi. Coba bandingkan dengan Singapura yang notabene tak perpenduduk sebanyak Indonesia namun bisa menjadi negara yang kuat secara ekonomi.

Salah satu indikatornya, negara kita tak mampu membuat atau mencetak para entrepreneur-entrpreneur muda. Antara jumlah SDM yang ada dan jumlah entrepreneur di negara kita masih tak sebanding. Mengutip dari Jakarta Post.com,..
According to the Cooperatives and Small and Medium Enterprises Ministry, the entrepreneur rate in Indonesia is only 1.56 percent of the total population in 2013 and rose to 1.65 percent in the second quarter, 2014. Indonesia is still behind Malaysia and Singapore, which have entrepreneur rates of 5 percent and 7 percent and even further behind developed countries such as Japan (10 percent) and United States (12 percent). Many researches find that the ideal comparative number of entrepreneur rates in developing countries like Indonesia is 2 percent of its population. This is what the government aims for at the end of 2014. –

Link: http://www.thejakartapost.com/news/2014/12/10/analysis-current-condition-indonesia-s-entrepreneurs.html#sthash.n08XkJhl.dpuf

Source:


Sungguh ironis bukan antara prestasi dibidang pendidikan dan realisasi nyata dalam kehidupan sehari-hari? Dengan kata lain dunia pendidikan di negara ini belum menyentuh area yang benar-benar dibutuhkan pada saat ini atau 5-10 tahun mendatang. Karena inilah beberapa sekolah swasta dan negeri berlomba dan dituntut untuk mampu mencetak para entrepreneur-entreperenur handal yang mampu menjadi pahlawan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Well blogger reader, nantikan postingan berikutnya tentang mengenal makna Entrepreneur bagi kalangan siswa pada sharing selanjutnya.

Terimakasih telah meluangkan waktu membaca..
Salam
J?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar